Tries – Pada perdagangan Kamis kemarin (24/02/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat ambrol hingga 2.5%. Hal ini akibat invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Menariknya, investor asing justru masih terus memborong saham di dalam negeri. Ini yang membuat IHSG memangkas pelemahan dan berakhir di 6.912.477, melemah 1.5%.
Tercatat ada aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 821 miliar yang dilakukan oleh investor asing di pasar reguler kemarin (24/02/2022). Ada pula tambahan dari pasar nego dan tunai dengan total menjadi Rp 881 miliar. Net buy juga tercatat sekitar Rp2,3 triliun dalam 3 hari di pekan keempat (02/2022). Dalam dua minggu sebelumnya ada senilai Rp 22 triliun yang tercatat.
Dengan aksi borong tersebut memunculkan peluang berlanjut pada perdagangan Jumat (25/02/2022) yang bisa membuat IHSG rebound. Ditambah, ada pergerakan yang menakjubkan dari bursa saham Amerika Serikat.
Indeks Dow Jones jeblok mampu berbalik menguat pada nilai 92,07 poin atau 0,8% yang sebelumnya jeblok pada nilai 859 poin. Pada awal perdagangan waktu setempat, S&P 500 sempat merosot 2,6% sebelum menguat kembali pada 1,5%. Beda dengan Nasdaq yang dinilai paling impresif melesat hingga 3,3%. Walau sebelumnya, Nasdaq sempat anjlok 3,5%.
Pada beberapa saham yang telah merosot tajam ditemukan aksi buy on dip oleh pelaku pasar. Ada sedikit kelegaan dari pasar karena invasi Rusia tidak direspon oleh Presiden Joe Biden dengan aksi militer.
Dalam pidatonya, Biden memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
“Hari ini saya mengizinkan sanksi tambahan yang lebih kuat, dan pembatasan apa saja yang bisa diekspor ke Rusia. Ini akan membebani ekonomi Rusia secara langsung dan dari waktu ke waktu,” kata Biden sebagaimana diwartakan CNBC International.
Tak hanya itu, Biden turut memberikan izin terkait penambahan pasukan NATO untuk siaga di Jerman guna memperkuat pertahanan Eropa.
Baca Juga: Jumlah Akun Google Terkena Hack Turun Hingga 50%, Ada Fitur ini!
Begini Indikator Stockhastic
Dilihat dari teknikal, IHSG mengalami jeblok kemarin (24/02/2022) karena indikator Stochastic (leading indicator) pada grafik harian dan 1 jam keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic adalah indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah diatas 80 (overbought) atau dibawah 20 (oversold), maka harga instrumen akan berpeluang berbalik arah.
Stochastic dalam 1 jam nyaris mencapai oversold. Ini yang menimbulkan tekanan turun bisa lebih terbatas.
Sumber : CNBC Indonesia